KAJIAN TEKNIS PENGOLAHAN LIMBAH PADAT DAN CAIR INDUSTRI TAHU

Fibria Kaswinarni

Abstract


Industri tahu saat ini sudah menjamur di Indonesia, dan rata-rata masih
dilakukan dengan teknologi yang sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan air
dan bahan baku masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi.
Sumber daya manusia yang terlibat pada umumnya bertaraf pendidikan yang relatif
rendah, serta belum banyak yang melakukan pengolahan limbah. Kalaupun sudah ada
yang mempunyai unit pengolahan limbah hasilnya juga ada yang belum sepenuhnya
sesuai yang diharapkan.
Penelitian ini dilakukan pada tiga industri tahu, yaitu Industri Tahu Tandang
Semarang (Anaerob-Aerob), Sederhana Kendal (Anaerob-Aerob) dan Gagak Sipat
Boyolali (Anaerob). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan limbah
tahu yang efektif dan efisien serta dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan.
Metode yang dipakai pada penelitian ini survai lapangan dan wawancara. Analisis
data yang digunakan adalah deskriptif analitik dan analisis SWOT.
Hasil penelitian untuk pengolahan limbah padat pada setiap industri adalah
dengan menjual ampas tahu, dibuat pakan ternak, tempe gembus, kerupuk ampas tahu
dan roti kering. IPAL Tandang membutuhkan luas lahan 880 m2, biaya investasi
sebesar ?é?? Rp.2.657.163.236, beban biaya bangunan/m3 limbah ?é?? Rp.115.528.836,
biaya operasional/bulan ?é?? Rp.5.251.860, effluen memenuhi syarat (TSS : 66 mg/l,
BOD5 : 24,00 mg/l , COD : 125,5 mg/l), debit : 23 m3/detik, biaya operasional/m3
limbah/ hari ?é?? Rp.1.167, waktu tinggal 14 hari, pipa flaring tidak difungsikan. IPAL
Sederhana Kendal membutuhkan luas lahan 220 m2, biaya investasi sebesar ?é??
Rp.411.566.509, beban biaya bangunan/m3 limbah ?é?? Rp.11.759.043, biaya
operasional/bulan ?é?? Rp.1.000.000, effluen memenuhi syarat (TSS : 62 mg/l, BOD5 :
57,60 mg/l , COD : 203,2 mg/l), debit : 35 m3/detik, biaya operasional/m3 limbah/hari
?é?? Rp.834, waktu tinggal 7,5 hari, pipa flaring berfungsi. IPAL Gagak Sipat Boyolali
membutuhkan luas lahan 25 m2, biaya investasi sebesar ?é?? Rp.31.397.509, beban biaya
bangunan/m3 limbah ?é?? Rp.5.232.918, biaya operasional/bulan ?é?? Rp.60.000, effluen
tidak memenuhi syarat (TSS : 116 mg/l, BOD5 : 337,9 , COD : 759,8 mg/l), debit : 6
m3/detik, biaya operasional/m3 limbah/hari ?é?? Rp.400, waktu tinggal 6 hari, biogas
dimanfaatkan. Hasil analisis SWOT yaitu pada masing-masing industri tahu efisiensi
pemakaian air masih rendah.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pengolahan limbah yang efektif dan efisien
adalah IPAL Industri Tahu Sederhana Kendal, diperlukan pengoperasian proses IPAL
secara kontinyu agar hasilnya sesuai yang diharapkan dan IPAL yang sesuai untuk
industri kecil tahu adalah IPAL yang biaya investasi awal dan operasionalnya murah,
perawatannya mudah, proses pengolahan lengkap (anaerob-aerob), kualitas efluen
memenuhi baku mutu air limbah industri tahu, memiliki nilai ekonomis dan ramah
lingkungan.
Kata Kunci : Industri Tahu, Anaerob, Aerob, Biogas, Pengolahan Limbah.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.26877/ltr.v22i2.435

DOI (PDF): https://doi.org/10.26877/jml.v22i2.435.g391

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




JML (Jurnal Majalah Lontar) Indexed by:

     

________________________________________________________________

Copyright of JML (Jurnal Majalah Lontar) ISSN 0853-0041 (Print), ISSN 2654-458X (Online)

Universitas PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No. 24 - Dr. Cipto Semarang

Dr. Jafar Sodiq, S.Pd., M.Pd.
Phone. +62 812 2905 0000
Email: [email protected]