Dinamika Pola Adaptasi dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Sistem Jamban (Konservasi Air)
Abstract
Kekeringan salah satu masalah di pedesaan, di mana masalah ini berdampak pada produktivitas pertanian dan lainnya, terutama hilangnya pendapatan lokal masyarakat, sehingga banyak masyarakat lokal mengadu nasib ke kota. Sebagaimana diketahui bersama, bahwasanya kekeringan bagian dari adanya dampak perubahan iklim dan penggunaan lahan, di mana berdampak atau menyebabkan hilangnya sumber daya air, yang seharusnya areal pedesaan ini, termasuk ekosistem hutan atau dataran tinggi. Oleh karena itu, tujuan dari studi ini, lebih memahami respon masyarakat lokal dalam menghadapi masalah kekeringan, di samping bagaimana pola adaptasi yang telah dilakukan, sehingga metode yang digunakan dengan melakukan pengamatan langsung dan interview, dengan melakukan FGD, yang di dalamnya terdapat beberapa masyarakat petani dan tokoh masyarakat setempat, kurang lebih 10 orang. Hasil dalam studi ini, menunjukkan bahwa masyarakat lokal terus berupaya secara aktif dan dinamis, satu di antaranya dengan metode tangkap air atau sistem Jamban di sekitarnya, metode ini digunakan untuk menanggapi dampak perubahan iklim dan perubahan penggunaan lahan dalam memperoleh ketersediaan air dalam kehidupannya, di samping digunakan sebagai irigasi untuk lahan pertanian secara kontinu dan berkelanjutan untuk memperoleh hasil produktivitas pertanian yang tinggi. Oleh karena itu, sistem Jamban salah satu solusi alternatif dalam menanggapi dampak perubahan iklim dan penggunaan lahan di pedesaan, dan menjadi satu bentuk paradigma konservasi air dalam menyuplai lahan pertanian, dan lainnya secara baik, hal ini, terutama untuk mengembangkan ekonomi lokal masyarakat dalam mencapai kesejahteraan di pedesaan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alberti, M et al. (2003). Integrating humans into ecology: opportunities and challenges for studying urban ecosystems. BioScience, 53 (12), 1169-1179.
Bohle, G, Hans, Downing, E, T, Watts, J, M. (1994). Climate change and social vulnerability. Global Environmental Change, 4 (1), 37-48.
Bommarco, R, Kleijn, D, Potts, G, S. (2013). Ecological intensification: harnessing ecosystem services for food security. Trends in Ecology and Evolution, 28 (4), 230-238.
Dale, H, V et al. (2000). Ecological princiles and guidelines for managing the use of land. Ecological Application, 10 (3), 639-670.
Dharmarao, S, S, Gawande, R, P, Daravancar, S, G. (2016). Water harvesting a solution to drought and falling level of ground water. International on “Emerging Research Trends in Applied Engineering and Technology”
Duguma, A, L, Minang, A, P, Noordwijk, V, M. (2014). Climate change mitigation and adaptation in the land use sector: From complementarity to synergy. Environmental Management, (54), 420-432.
Ellis, C, E. (2015). Ecology in an anthropogenic biosphere. Ecological Monographs, 85 (3), 287-331.
Helmers, A, Platek, A, Ponte, M, Secem, N, Cottenie, K. (2016). The impacts of anthropogenic disturbance on plant species richness in the freshwater lakes of Algonquin Provincial Park. SURG, 9 (1), 1-9.
Kristiyanto. (2020). Traditional Development of Water Conservation Based on Local Knowledge. The 4th International Conference on Climate Change 2019 (The 4th ICCC 2019), IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science (423), 1-8.
Mendelson, R, Dinar, A. (1999). Climate change, agriculture, and developing countries: Does adaptation matter?. The World Bank Research Observer, 14 (2), 277-293.
Myers, N, Mittermeler et al. (2000). Biodiversity hotspots for conservation priorities. NATURE, 403 (2), 853-858.
Pandey, N, D, Gupta, K, A, Anderson, M, D. (2003). Rainwater harvesting as an adaptation to climate change. Current Science, 85 (1), 46-59.
Ritobardoyo, S, Priyono. (2005). Perkembangan permukiman dan perubahan daya dukung lingkungan perdesaan daerah aliran sungai progo. Forum Geografi, 19 (2), 127-141.
Sutomo, S, Wasito, S, Palupi, K, Sofyan, Santoso, T, Setyowati, T, A, Abuzar. (1986). Water supply and sanitation in rural areas of Indonesia. Bul. Penelit. Kesehat, 14 (4), 1-9.
Sugandhy, Aca. (2001). Potensi sumber daya hayati sebagai penunjang pembangunan daerah yang berkelanjutan. Edisi Khusus Masalah Cendana NTT, Berita Biologi, 5 (8), 461-467.
Sriyanto. (2009). Bertahan walau iklim tak menentu. SALAM (1), 1-7.
Sykes, T, Martin. 2009. Climate change impacts: Vegetation. Encyclopedia of Life Science, (9), 1-11.
Tolossa, T, T, Abebe, B, F, Girma, A, A. (2020). Review: Rainwater harvesting technology practices and implication of climate change characteristics in Eastern Ethiopia. Cogent. Food & Agriculture, (6), 1-12.
Urban, L, D, ONeill, V, R, Jr, S, H, H. (1987). Landscape ecology. BioScience, 37 (2), 119-127.
Woodley, Ellen. (1991). Indigenous ecological knowledge systems and development. Agriculture and Human Value, Winter Spring, 173-179.
Zari, P, M. (2014). Ecosystem services analysis in response to biodiversity loss caused by the built environment. SAPIENS, 7 (1), 1-15.
Zhang, L, Hartvig, M, Knudsen, K, Anderson, H, K. (2014). Size-based presdictions of food web patterns. Theor. Ecol, (7), 23-33.
DOI: https://doi.org/10.26877/e-dimas.v15i3.16646
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats
Jurnal E-Dimas telah terindeks pada:
E-Dimas (Educations-Pengabdian kepada Masyarakat) by LPPM Universitas PGRI Semarang is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.Based on a work at http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas.