Abstract
Cyberbullying adalah perilaku negatif yang dilakukan seseorang dengan menilai seseorang secara psikologis dan mental melalui perantara media digital yang terhubung dengan internet. Tindakan ini berupa bullying dengan serangan tidak langsung, penghinaan, menyebarkan fitnah dan diskriminasi terhadap korban. Saat ini, cyberbullying banyak dijumpai di beberapa platform media sosial, salah satunya adalah aplikasi TikTok. Untuk itu menurut penulis perlu diketahui bagaimana perilaku pengguna internet terhadap cyber bullying pada aplikasi TikTok serta apa alasan dan akibat baik bagi pelaku maupun korban. Metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif merupakan metode yang digunakan. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pihak yang terlibat adalah kalangan remaja hingga dewasa. Menurutnya, mereka memiliki hak untuk berargumentasi sesuai dengan pendapatnya di media sosial yang dapat dilihat oleh publik. Ada 2 faktor yang mempengaruhi mereka untuk melakukan tindakan cyberbullying, yang pertama adalah faktor internal seperti: tipe kepribadian, tingkat emosi, dan kondisi psikologis. Yang kedua adalah faktor eksternal seperti: lingkungan, kondisi fisik, budaya, dan teknologi. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa penggunaan internet secara berlebihan yang tidak sesuai kebutuhan akan beresiko untuk terlibat dalam cyberbullying. Dengan begitu, perlu membatasi diri dalam mengekspresikan diri di media sosial dan bijak dalam menanggapi postingan orang lain. mereka berhak untuk berpendapat sesuai dengan pendapatnya di media sosial yang dapat dilihat oleh publik. Ada 2 faktor yang mempengaruhi mereka untuk melakukan tindakan cyberbullying, yang pertama adalah faktor internal seperti: tipe kepribadian, tingkat emosi, dan kondisi psikologis. Yang kedua adalah faktor eksternal seperti: lingkungan, kondisi fisik, budaya, dan teknologi. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa penggunaan internet secara berlebihan yang tidak sesuai kebutuhan akan beresiko untuk terlibat dalam cyberbullying. Dengan begitu, perlu membatasi diri dalam mengekspresikan diri di media sosial dan bijak dalam menanggapi postingan orang lain. mereka berhak untuk berpendapat sesuai dengan pendapatnya di media sosial yang dapat dilihat oleh publik. Ada 2 faktor yang mempengaruhi mereka untuk melakukan tindakan cyberbullying, yang pertama adalah faktor internal seperti: tipe kepribadian, tingkat emosi, dan kondisi psikologis. Yang kedua adalah faktor eksternal seperti: lingkungan, kondisi fisik, budaya, dan teknologi. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa penggunaan internet secara berlebihan yang tidak sesuai kebutuhan akan beresiko untuk terlibat dalam cyberbullying. Dengan begitu, perlu membatasi diri dalam mengekspresikan diri di media sosial dan bijak dalam menanggapi postingan orang lain. tipe kepribadian, tingkat emosi, dan kondisi psikologis. Yang kedua adalah faktor eksternal seperti: lingkungan, kondisi fisik, budaya, dan teknologi. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa penggunaan internet secara berlebihan yang tidak sesuai kebutuhan akan beresiko untuk terlibat dalam cyberbullying. Dengan begitu, perlu membatasi diri dalam mengekspresikan diri di media sosial dan bijak dalam menanggapi postingan orang lain. tipe kepribadian, tingkat emosi, dan kondisi psikologis. Yang kedua adalah faktor eksternal seperti: lingkungan, kondisi fisik, budaya, dan teknologi. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa penggunaan internet secara berlebihan yang tidak sesuai kebutuhan akan beresiko untuk terlibat dalam cyberbullying. Dengan begitu, perlu membatasi diri dalam mengekspresikan diri di media sosial dan bijak dalam menanggapi postingan orang lain.
Keywords
Cyberbullying; Media Soaial; TikTok;
References
DSLA. (2020). Cyberbullying: Pengertian Dampak&Kasus Cyberbullying di Indonesia. Diakses 7 Desember 2021, dari: https://www-dslalawfirm-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.dslalawfirm.com/cyberbullying/?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=16393792398110&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.dslalawfirm.com%2Fcyberbullying%2F
Kompasiana. (2021). Tiktok VS Cyberbullying. Diakses 5 Desember 2021, dari: https://www.kompasiana.com/adamputrasandy/60713ecad541df24785edab3/tiktok-vs-cyberbullying
S, Ahmad.A. (2021). Pengguna TikTok di Indonesia Mengalami Peningkatan Tiga Kali Lipat Selama Satu Tahun. Diakses 5 Desember 2021, dari: https://bogor.suara.com/read/2021/10/23/110736/pengguna-tiktok-di-indonesia-mengalami-peningkatan-tiga-kali-lipat-selama-satu-tahun?page=all
Kusnandar, Viva.B (2021). Pengguna Internet Indonesia Peringkat ke-3 Terbanyak di Asia. Diakses 1 Desember 2021, dari: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/14/pengguna-internet-indonesia-peringkat-ke-3-terbanyak-di-asia
Purbowati, D. (2021). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Mengenal Penelitian Ilmiah. Diakses 3 Desember 2021, dari: https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif-mengenal-penelitian-ilmiah
Syafnidawati. (2020). Observasi. Diakses 27 November 2021, dari: https://raharja.ac.id/2020/11/10/observasi/
Asik Belajar. (2018). Kuesioner/Angket pada Teknik Pengumpulan Data menurut Sugiyono. Diakses 27 November 2021, dari: https://www.asikbelajar.com/kuesioner-angket-pada-teknik-pengumpulan-data-menurut-sugiyono/