SASTRA TRADISIONAL DAN PENGEMBANGANNYA BAGI PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH

Bambang Sulanjari

Abstract


Mata ajar sastra memang merupakan mata ajar yang membingungkan bagi sebagian guru, Bahkan masih banyak yang memandang sebelah mata pada mata ajar ini. Mata ajar sastra harus didudukkan sejajar dengan mata ajar lain. Artinya, mata ajar ini harus memiliki relevansi dengan dunia nyata. Pengajaran sastra harus diupayakan bisa memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit dipecahkan di dalam masyarakat. Sastra tradisional Jawa menurut isinya secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sastra yang berisi kisah dan sastra yang berisi petuah. Dua kekuatan yang dimiliki sastra tradisional ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membina watak peserta didik dengan metode yang bervariasi. Sastra tradisional Jawa yang sering diajarkan di sekolah menengah meliputi puisi bebas (geguritan) dan puisi terikat (sastra gumathok), cerita wayang, cerita rakyat, dan crita cekak. Sebagai contoh kasus dalam strategi pengajaran sastra tradisional ini dipilih pengajaran tembang, khususnya macapat, sebagai bagian dari sastra gumathok. Materi ajar tembang ini cukup representatif untuk melatih empat keterampilan berbahasa. Beberapa strategi yang bisa dimanfaatkan oleh para guru bahasa Jawa di sekolah menengah dalam pembelajaran tembang di antaranya adalah strategi bermain kata dan strategi bermain nada.


Full Text:

PDF

References


Darusuprapta. 1985. Serat Wulang Reh. Surabaya: CV. Citra Jaya.

Endraswara, Suwardi. 2003. Budi Pekerti dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita.

Gatut Murniatmo dalam Soedarsono at al. 1986. Beberapa Aspek Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Dep. P dan K.

Hefner, Robert W. 1999. Geger Tengger, Perubahan Sosial dan Perkelahian Politik. Yogyakarta: LkiS.

Kamajaya. 1984. Tiga Suri Teladan, Kisah Kepahlawanan Tiga Tokoh Cerita Wayang. Yogyakarta: U.P. Indonesia.

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Mulder, Niels. 1996. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

___________. 2001. Misistisisme Jawa. Ideoogi di Indonesia. Yogyakarta: LkiS.

Padmosoekotjo, S. Ngengrengan Kasusastran Djawa II. Jogjakarta: Hien Hoo Sing.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius

Saputra, Karsono, H. 2005. Bahasa dan Sastra Jawa. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.

Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan, Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang, Jakarta: Djambatan.

_____________. 1991. Manunggaling kawula gusti, Pantheisme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa. Jakarta: PT Gramedia.




DOI: https://doi.org/10.26877/jisabda.v1i2.4746

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Ji_Sabda



JISABDA Indexed by:

     


Copyright of JISABDA 2715-7563 (media online) and 2715-6281 (media cetak)

Creative Commons License
JISABDA is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Web Analytics View JISABDA: Jurnal Ilmiah Sastra dan Bahasa Daerah, Serta Pengajarannya Stats